- Miliki Sabu, Salah Seorang Perempuan Ditangkap di Lhokseumawe - Januari 22, 2025
- Pengurus LPTQ Kecamatan Dewantara Periode 2025-2028 Resmi Dilantik - Januari 21, 2025
- Haji Uma: Masalah Tukin Dosen ASN, Ini Darurat, Harus Segera Diselesaikan - Januari 19, 2025
Aceh Utara – Ratusan karyawan PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) berlarian menuju lapangan Helipad untuk menyelamatkan diri saat terjadi simulasi bencana industri berupa kebocoran gas amonia, Jumat pagi (13/12/2024). Simulasi tersebut menciptakan suasana darurat lengkap dengan deru sirine ambulans dan mobil evakuasi yang berlalu-lalang untuk menyelamatkan “korban” di dalam pabrik maupun dua desa sekitar, yakni Desa Keude Krueng Geukueh dan Tambon Baroh.
Dalam simulasi ini, sebanyak dua warga dan sejumlah karyawan mengalami sesak napas akibat terhirup gas amonia dan segera dilarikan ke RS Prima Inti Medika (PIM).
Simulasi ini melibatkan seluruh elemen internal, termasuk karyawan, Tim K3, Tim Humas, dan Tim Keamanan Perusahaan, serta dukungan pihak eksternal, seperti Muspika Dewantara, TNI, Polri, dan Tim Pemadam Kebakaran setempat. Kegiatan bertujuan untuk menguji sistem tanggap darurat serta memastikan Standar Operasional Prosedur (SOP) berjalan efektif dalam menangani situasi kritis.
VP Humas PT PIM, Saiful Rakjab, menjelaskan bahwa simulasi ini mensimulasikan kebocoran gas amonia dari pabrik 1 yang berdampak pada masyarakat sekitar karena arah angin membawa gas tersebut ke dua desa lingkungan perusahaan.
“Kami melakukan evakuasi warga Desa Keude Krueng Geukueh dan Tambon Baroh. Kegiatan ini kami lakukan rutin agar masyarakat sekitar perusahaan dapat lebih siap menghadapi kejadian serupa jika benar-benar terjadi. Kami juga selalu berkoordinasi dengan Muspika dan Geuchik desa lingkungan,” ujar Saiful.
Sekcam Dewantara, Muhammad Nur Khazi, S.Tp., mengapresiasi langkah PT PIM dalam menggelar simulasi tanggap darurat ini.
“Simulasi ini melibatkan Muspika dan berjalan lancar. Semoga kegiatan ini terus berlanjut karena sangat penting untuk edukasi masyarakat, terutama dalam memahami langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi kebocoran gas amonia,” katanya.
VP K3LH PT PIM, Usman, menjelaskan bahwa simulasi bertujuan memastikan kesiapan seluruh elemen, baik personel, sarana, maupun koordinasi internal, dalam menghadapi situasi darurat. “Tujuan utama simulasi ini adalah memastikan sistem tanggap darurat dapat berfungsi optimal saat kondisi darurat benar-benar terjadi. Meski kita tidak mengharapkan kondisi tersebut, kesiapan adalah hal yang mutlak,” ujarnya.
Simulasi kali ini mengangkat skenario kebakaran dan kebocoran gas amoniak level 3 yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Selain elemen internal perusahaan, simulasi juga melibatkan Muspika, Geuchik, masyarakat, dan rumah sakit setempat untuk memastikan koordinasi yang solid.
“Masyarakat juga dilibatkan untuk melihat bagaimana mereka merespons situasi darurat, sementara pihak rumah sakit mempraktikkan penanganan korban yang membutuhkan perawatan,” tambah Usman.
Meski berjalan lancar, Usman mengakui koordinasi antar pihak masih menjadi tantangan utama. “Simulasi ini dilakukan setidaknya sekali setahun. Dari pelaksanaan ini, kami terus menemukan ruang untuk perbaikan di masa mendatang,” jelasnya.
Sebelum simulasi, masyarakat diinformasikan melalui Geuchik di masing-masing desa agar tidak panik saat simulasi berlangsung. Simulasi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, baik dari perusahaan maupun dari sumber lainnya.
Ke depan, perusahaan berkomitmen melaksanakan simulasi ini secara rutin. “Kami berharap seluruh fungsi, mulai dari personel hingga sarana, dapat beroperasi optimal kapanpun situasi darurat terjadi, baik di jam kerja maupun di luar jam kerja. Dengan demikian, dampak situasi darurat dapat diminimalkan dan ditangani dengan baik,” tutup Usman.[]