- Polres Aceh Utara Tangkap Pelaku Penjual Kulit Harimau dan Beruang Madu - Desember 7, 2024
- Prabowo Sumbang Lahan Pribadi 20 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah di Aceh - Desember 3, 2024
- Kejari Aceh Tamiang tetapkan tiga tersangka korupsi pengaspalan jalan - November 30, 2024
Moskow – Rombongan Wali Nanggroe Provinsi Aceh dan Universitas Malikussaleh diterima di Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Rusia dan Belarusia di KBRI Moskow, Sabtu, 29 Juni 2024.
Turut hadir dalam rombongan tersebut dari Universitas Syiah Kuala dan Universitas Teuku Umar. Kegiatan ini bagian dari memperkuat diplomasi pendidikan yang telah dilakukan dengan Kazan State Power Engineering Universty (KSPEU) dan Kazan Federal University (KFU) beberapa hari sebelumnya. Turut mendampingi Dubes, Nanang Saiful Fadillah, Atase Pendidikan KBRI Moskow.
Duta Besar Republik Indonesia Moskow, Jose Antonio Morato Tavares, mengatakan selamat untuk kerja sama yang dilakukan perguruan tinggi negeri dari Provinsi Aceh dengan Rusia, terutama dengan Republik Tartastan. Kerja sama ini berada dalam momentum yang tepat ketika Rusia mulai memberikan perhatian lebih besar kepada negara-negara Timur dalam memperkuat kerja sama.
“Indonesia sendiri, memiliki dinamika ketika berhubungan dengan Rusia, bahkan sejak era Uni Soviet. Kesempatan ini harus disambut baik demi memperkuat upaya transfer teknologi dan pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar Jose Tavares.
Lebih lanjut Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia itu mengatakan bahwa masih banyak anggapan bahwa Rusia adalah negara komunis, padahal rejim komunis telah lama tidak lagi berkuasa. Sistem politik dan pemerintahan pun sudah semakin baik dan modern dengan mengakomodasi kebebasan sipil dan menghargai HAM. “Pernah ada kecelakaan yang dialami oleh warga Indonesia di sini, Ambulans langsung datang dan menangani ke rumah sakit hingga masa rehabilitasi berbulan-bulan, dan itu diberikan gratis”, tambah Jose Tavares.
Dimintai sambutannya, rektor Unimal, Prof Dr Herman Fithra, ASEAN Eng mengatakan bahwa suasana di Rusia dirasakan lebih aman, dibandingkan pengalaman di negara-negara Eropa Barat sekalipun. “Sejak kami tiba di negara ini, tidak terlihat ada suasana perang dan tentara di jalan-jalan. Saya bahkan merasa sangat aman berjalan-jalan di Kazan dan Moskow tanpa merasa jeri,”papar Prof Herman.
Lebih lanjut, Unimal menyatakan komitmennya untuk segera menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangi dengan dua universitas besar di Kazan, dan akan melakukan implementasi Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) seperti pertukaran mahasiswa, asistensi mengajar untuk pengembangan kualifikasi dosen, penelitian, wirausaha, dan IISMA Entrepreneur.
“Mohon bantuan Pak Dubes agar lebih banyak mahasiswa dan dosen Aceh yang belajar di Rusia, dengan membuka jalan termasuk juga pos beasiswa,” harap Rektor Unimal.