- Daftar Sementara, Pemenang Paslon Bupati dan Wali Kota se-Aceh di Pilkada 2024 - November 29, 2024
- Polisi Tangkap Pengedar Narkoba di Langkahan, 16 Paket Sabu Siap Edar Jadi Barang Bukti - November 16, 2024
- Menteri Prabowo Mau Hapus Pajak Beli Rumah, Ambil KPR Jadi Murah - November 10, 2024
LinkkaMedia – Iran menghujani Israel dengan rudal Sabtu malam waktu setempat. Tak tanggung-tanggung, Teheran dilaporkan menembak 300 rudal dan drone berbagai jenis ke Negeri Zionis.
Ini menjadi pembalasan terbaru Iran pada musuh bebuyutannya itu. Iran mengklaim melakukan hal itu sebagai balasan atas serangan rudal Israel ke konsulat Iran di Damaskus Suriah, yang menewaskan tujuh orang, termasuk tiga jenderal pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).
“Israel … mengidentifikasi 300 ancaman dari berbagai jenis dan menghilangkan 99% dari mereka yang menuju tanah Israel,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagar, dikutip CNBC International dikutip Senin (15/4/2024).
“Gadis berusia 10 tahun terluka parah oleh pecahan peluru,” tambahnya.
Bukan hanya Iran, serangan juga diberikan faksi-faksi pro Iran di sejumlah negara. Seperti kelompok pejuang Palestina, Hamas, kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Houthi di Yaman, dan pemerintah Suriah rezim Presiden Bashar Al-Assad.
“Beberapa peluncuran juga dilakukan terhadap Israel dari Irak, Yaman dan Lebanon,” tegas IDF.
Serangan dilakukan persis setelah IRGC menyita kapal kargo di Selat Hormuz yang diklaim memiliki koneksi di Israel. Di sejumlah kota di Iran, serangan dirayakan warga dengan mengibatkan bendera Iran dan Palestina.
Militer Iran sendiri mengonfirmasi serangan. Namun Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan bahwa operasi Teheran sekarang “tidak akan melibatkan tindakan lebih lanjut”.
“Pada titik ini, Republik Islam Iran tidak memiliki niat untuk melanjutkan operasi pertahanan, tetapi jika perlu, tidak akan ragu untuk melindungi kepentingannya yang sah terhadap agresi baru,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di media sosial.
Sebenarnya, Israel dan Iran telah berada di puncak konflik langsung sejak dimulainya perang di Jalur Gaza oleh kabinet Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, 7 Oktober. Namun situasi makin panas setelah serangan Damaskus 1 April di mana Iran berulang kali berujar akan membalas dendam.
Israel sendiri melakukan rapat mendadak diketuai Netanyahu membahas serangan Iran di Tel Aviv. Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) Gilad Erdan juga mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB dan menuntut agar mereka mengutuk serangan Iran terhadap Israel seraya meresmikan IRGC sebagai organisasi teror.
Presiden AS Joe Biden mengatakan serangan Iran belum pernah terjadi sebelumnya dan meminta para pemimpin G7 melakukan rapat. Dalam pernyataan Gedung Putih, AS memintah koordinasi tanggapan diplomatik terhadap serangan “kurang ajar” Iran.
“Meskipun kami belum melihat serangan terhadap pasukan atau fasilitas (AS) hari ini, kami akan tetap waspada terhadap semua ancaman dan tidak akan ragu untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami,” kata Biden.
Harga Minyak Membara
Di sisi lain, harga minyak diyakini bakal membara Senin ini setelah serangan Iran ke Israel. Tetapi kenaikan lebih lanjut akan sangat tergantung pada bagaimana Israel dan Barat memilih untuk membalas.
Brent naik 71 sen ke US$ 90,45 dari US$ 92,18 per barel, tertinggi sejak Oktober. West Texas naik 64 sen menjadi US$ 85,66.
“Harga minyak mungkin melonjak pada pembukaan karena ini adalah pertama kalinya Iran menyerang Israel dari wilayahnya,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo, dimuat Reuters.
“Berapa lama bouncing akan bertahan … bergantung pada respons Israel … Juga pertemuan virtual G7 hari ini perlu dipantau, dengan mengawasi apakah mereka menargetkan atau tidak ekspor minyak mentah Iran,” tambahnya.
Perang Dunia 3?
Serangan Israel atas Kedubes Iran dapat Memicu Perang Dunia 3. Hal ini disampaikan Guru Besar Hukum Internasional UI yang juga Rektor Universitas Jenderal A Yani, Hikmahanto Juwana, dalam sebuah pernyataan ke CNBC Indonesia.
Eskalasi konflik ke level global akan terlihat dari bagaimana AS memberikan dukungan kepada Israel. Pasalnya, ini akan memicu negara-negara lain untuk mendukung Iran.
“Bila AS akan tetap membantu Israel dalam.serangan balasan ke Iran bukannya tidak mungkin negara2 lain seperti Korea Utara dan Rusia akan membantu Iran,” paparnya dikutip Senin.
“Perang di Timur Tengah akan bereskalasi yang menjurus pada terjadinya Perang dunia III yang tentunya akan merugikan seluruh umat manusia,” tambahnya.
Ia menyebut pemerintah Indonesia perlu untuk turun tangan untuk memastikan agar serangan bisa dihentikan, termasuk serangan ke Gaza oleh Israel. Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan RI.
Pertama yakni meminta DK PBB untuk melakukan sidang darurat atas serangan Israel ke Kedubes Iran. Bila perlu berinisiatif membuat Resolusi Majelis Umum yang mengutuk tindakan Israel.
RI perlu melakukan shuttle diplomacy ke AS beberapa negara Eropa untuk tidak mendukung tindakan salah dari Israel. Mereka diharapkan memberi contoh agar negara-negara tunduk pada hukum internasional.
“Selain itu, mendorong rakyat dan pemerintahan dunia agar rakyat dan oposisi di Israel untuk menurunkan Perdana Menteri (PM) Netanyahu mengingat serangan ke Gaza maupun Iran hanya bisa dihentikan oleh siapapun yang menjabat sebagai PM namun bukan Benjamin Nethanyahu,” tambahnya.[]
Sumber: cnbcindonesia