- Miliki Sabu, Salah Seorang Perempuan Ditangkap di Lhokseumawe - Januari 22, 2025
- Pengurus LPTQ Kecamatan Dewantara Periode 2025-2028 Resmi Dilantik - Januari 21, 2025
- Haji Uma: Masalah Tukin Dosen ASN, Ini Darurat, Harus Segera Diselesaikan - Januari 19, 2025
Lhokseumawe – Pengamat Politik Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya menyarankan agar Partai Aceh memikirkan lebih dulu untuk mengusungkan kandidat calon Wakil Gubernur Aceh dari Partai Lokal yang akan mendampingi Muzakir Manaf atau Mualem di Pilkada 2024 mendatang.
Pasalnya dalam Pemilu 2024 kemarin, hampir seluruhnya Partai Lokal anjlok perolehan suara memperebut kursi DPR Aceh. Misalkan PNA turun drastis suaranya, karena dilihat dari migrasi beberapa kader PNA ke pos pemilihan lain, seperti Darwati A. Gani yang maju sebagai anggota DPD dan Samsul Bahri yang merupakan kader PNA yang berhasil mendapatkan kursi DPR RI melalui Partai Golkar.
“Jika dilihat Parlok lain di Pemilu 2024 kemarin yang agak muncul itu Partai Adil Sejahtera(PAS) Aceh sebagai representasi ulama. Jika Partai Aceh mengusung Wakil Gubernur dari Partai Lokal kemungkinan akan membentuk koalisi dengan PAS Aceh,”kata Teuku Kemal, Jumat (5/4/2024).
Teuku Kemal menyebutkan PAS Aceh merupakan partai lokal baru mencatat sukses awal di Pemilu 2024. Dikarenakan melalui PAS Aceh ada dampak elektoral meskipun tidak besar dan di Pemilu 2024 kemari PAS Aceh berhasil memperoleh tiga kursi di DPR Aceh.
“Jadi jika Partai Aceh dan PAS Aceh berkoalisi untuk Pilkada 2024 mendatang, silahkan saja,”katanya.
Teuku Kemal juga mempertanyakan kenapa Partai Aceh tidak berkoalisi dengan Partai Gerindra. Padahal beberapa waktu yang lalu, Mualem meminta masyarakat Aceh untuk mendukung Capres dan Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo – Gibran di Pemilu 2024 kemarin dengan tujuan memuluskan implementasi MoU Helsinki. Meskipun di Pemilu 2024 kemari, Capres dan Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo – Gibran ambruk di Aceh.
“Jadi menurut saya lihat Partai Aceh Itu lebih cocok berkoalisi dengan Partai Gerindra, dikarenakan nanti bersinergi dengan kepentingan nasional. Bila berkoalisi dengan Parlok, maka hanya berhenti di lokal saja dan tidak ada perwakilan di nasional. Maka itu, Partai Aceh harus berpikir lebih dulu untuk membentuk koalisi di Pilkada 2024 mendatang,” pungkasnya.[]