- Peringatan Harpelnas 2024, Kadisdik Aceh Utara Terima Penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan - September 4, 2024
- Diseminasi Hasil Kajian Stunting dan Akses Pangan di Aceh Utara - Agustus 27, 2024
- Pj Bupati Simeulue Komitmen Bantu Unimal dapatkan Pulau Pengabdian - Agustus 9, 2024
Banda Aceh – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong percepatan penggunaan energi hijau untuk pembangkit tenaga listrik. Salah satunya menargetkan PLTA pertama di Aceh beroperasi akhir 2024.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P. Hutajulu saat melakukan kunjungan kerja ke PLTA Peusangan mengatakan pembangkit dengan kapastias 88 MW itu ditargetkan dapat beroperasi akhir tahun.
“PLTA Peusangan ini merupakan PLTA pertama di Provinsi Aceh dan saat ini progres fisik dilapangan telah mencapai 94,71 persen yang direncanakan Commercial Operation Date (COD) unit 1 (45 MW) pada akhir tahun 2024 dan unit 2 (43 MW) di Mei 2025,” ujar Jisman, dilansir siaran pers, Kamis, 25 April 2024.
Jisman berharap PLTA yang berlokasi di Aceh Tengah, Provinsi Aceh itu dapat COD sesuai target, karena dari segi pembebasan lahan, konstruksi, sudah di angka lebih dari 90 persen.
Ia menyebut tantangan ke depan di sektor ketenagalistrikan, bukan hanya terkait masalah keandalan, efisiensi dan harga listrik yang murah, namun juga masalah lingkungan, yang berimbas kepada tuntutan pengelolaan emisi dan peningkatan penggunaan energi bersih.
“Harapannya nanti di akhir Desember udah jadi, ini penting buat negara, PLN dan juga masyarakat. Buat negara jelas Pemerintah mendukung dekarbonisasi dan net zero emission, dan kita mau mengurangi emisi di negara kita serta support pengurangan emisi di dunia,” jelas dia.
PLTA Peusangan, urainya, akan menjadi salah satu tulang punggung pemanfaatan energi bersih di Pulau Sumatera, karena memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik, khususnya untuk di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
PLTA Peusangan memiliki peran sebagai pembangkit baseload, menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik, meningkatkan keandalan sistem, berkontribusi dalam Bauran EBT sebesar 0,61 persen dalam mencapai target bauran nasional dan untuk jangka panjang akan menurunkan konsumsi LNG di Sumatera Utara.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan PLTA Peusangan ini adalah proyek PLTA terlama sepanjang sejarah.
“Dari 1994 dimulai dengan pekerjaan preparasi dan sempat terhenti tahun 1996 karena ada masalah sosial politik, kemudian kembali dilanjutkan 2011, dan sampai 2024 progresnya sudah mencapai 94 persen,” ungkap Wiluyo.
Wiluyo menjelaskan terkait dengan hambatan yang ada dalam pembangunan PLTA Peusangan secara teknis sudah bisa PLN tuntaskan, saat ini hanya menyelesaikan isu terkait masalah sosial. Untuk itu PLN akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan dampak dan manfaat adanya PLTA Peusangan.
Untuk diketahui, pendanaan PLTA Peusangan saat ini di biayai oleh Pendanaan dari JICA Jepang. Dalam perencanaannya, Listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan akan dievakuasi melalui jalur transmisi 150 kV PLTA Peusangan 1 – Takengon dan transmisi 150 kV PLTA Peusangan 2 – Bireun dan distribusi 20 kV Takengon Utara – Takengon Selatan yang saat ini telah selesai pembangunannya.[medcom]