- PB PUPR Plus Aceh Barat Akan Menggelar Kembali Kejuaraan Bulutangkis Antar Instansi - Januari 15, 2025
- Pelatih PB PUPR Plus Aceh Barat Mengisi Dialog Interaktif di RRI Meulaboh - Januari 14, 2025
- Tahun 2025 Dinas PUPR Aceh Barat Targetkan Untuk Rehab Jembatan Gantung Sikundo - Januari 11, 2025
ACEH BARAT – Tokoh panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Aceh Barat secara tegas menyatakan sikap komitmen dalam mendukukung Haji kamaruddin,S.E dan Adi Ariyadi,S.E sebagai pasangan calon Bupati yang saat ini maju di Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tahun 2024. Selasa (22/10/2022)
Tidak tanggung tanggung, para tokoh Kombatan GAM Aceh Barat yang pernah griliya pada masanya, saat aceh dilanda koflik secara terang terangan menyatakan sikap mendukung Haji Kamaruddin dan Adi Ariyadi sebagai Bupati dan Wakil Bupati untuk memimpin Bumi Teuku Umar lima tahun kedepan.
Ofa Muat Nadi, atau yang lebih dikenal dengan spaan akrabnya Pang Nadi, merupakan tokoh sekaligus Panglima gerakan di wilayah Aceh Barat, secara tegas menyatakan dukungan lewat orasi diatas panggung politik Hakam Ayi yang disaksikan langsung oleh ribuan masyarakat Gampong Ujong Kalak, Kecamtan Johan Pahalan, Kota Meulaboh.
“Banyak orang yang bertanya kenapa saya dan petinggi GAM lari ke HAKAM, dan ada yang bilang saya orang Komite Peralihan Aceh (KPA) dan bertanya terhadap sikap mendukung Hakam dan AYI, hari ini saya katakan tidak ada persoalan dengan KPA, ini urusan pilih pemimpin yang menurut kami layak memimpin,” Tegas Panglima Nadi.
Ia juga menuturkan, sikap dukungan yang diberikan olehnya serta seluruh jajaran pasukan dibawahnya hal tersebut di simpullakan berdasrakan kajian dari profil singat perjalanan dari kedua pasangan calon Bupati yang maju di Aceh Barat.
“Ini ursan memilih pemimpin, memang ada dua calon yang maju, berdasarkan penilaian kami dari segi umur dan pengalaman, maka yang lebih layak memimpin Aceh Barat ini adalah HAKAM dan AYI, tidak ada persoalan dengan KPA dan partai lainnya,” Terang Pang Nadi
Sambungnya. Dalam situasi tahun politik yang semacam ini memang banyak yang mencari cari kesalahan orang atau lawan, sebenarnya kita juga bisa seperti itu, tetapi itu tidak perlu dan tidak baik untuk kita dalam demokrasi.
Kami juga mendengar bahwa dikatakan oleh kandidat sebelah, dulu mobil merah dipimpin oleh sopir gila dan mabuk, itu yang disampaikan, tetapi bisa dilihat meskipun dikatakan dulu sopir gila dan dan mabuk berhasil melahirkan anggota DPRK sebanyak 6 orang, sekarang sudah berganti sopir gila dan mabuk, namun hanya tersisa 5 anggota saja, itu bagaimana. Pungkas Pang Nadi