Lhokseumawe – Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh, Juni Ahyar MPd kembali menerbitkan karya buku bertajuk Cermat dan Cerdas Berbahasa Aceh.
Buku torehan pena Juni Ahyar MPd bersama timnya melibatkan Prof. Dr. Mohd Yusri Ibrahim seorang dosen senior Pensyarah di Jabatan Bahasa dan Komunikasi Universitas Malaysia Terengganu. Serta ditulis bersama Dr Muzir MPd MA seorang guru Bahasa Inggris dan ahli linguistik.
Juni Ahyar mengatakan, buku yang diterbitkan kali ini merupakan sebuah buku tata bahasa Aceh yang juga dilengkapi dengan istilah-istilah dan pantun bahasa Aceh. Buku tersebut bertema kearifan lokal Aceh yang layak menjadi referensi bagi siswa pada pembelajaran di sekolah untuk memperkaya literatur materi bahasa Aceh.
Juni Ahyar mengungkapkan bahwa buku ini ditulis untuk mengentaskan rasa gundah terhadap proses pembelajaran bahasa daerah di lembaga-lembaga pendidikan, bagi mahasiswa, dan masyarakat umum.”Secara umum buku ini diharapkan mampu untuk memberikan suatu pengantar bagi siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk mempelajari bahasa Aceh,” ungkap Juni Ahyar.
Ia menambahkan bahwa buku ini juga ditulis agar pembaca mahir berbahasa Aceh sehingga tidak awam terhadap ejaan, huruf, diksi, dan kalimat yang terdapat dalam bahasa Aceh. Mengingat generasi muda sekarang sudah banyak yang tidak mampu lagi menguasai bahasa Aceh. Agar generasi muda Aceh tetap menjaga Bahasa Aceh sebagai identitasnya.
“Upaya pelestarian bahasa Aceh dengan mendokumentasikan kosakata-kosakata di dalamnya kedalam sebuah buku seperti yang kita lakukan ini. Merupakan kewajiban bagi dosen prodi kebahasaan memasukkan mata kuliah bahasa daerah kedalam kurikulum dalam rangka pelestarian bahasa Aceh,” sambung Juni Ahyar.
Buku Cermat dan Cerdas Berbahasa Aceh tersebut diterbitkan oleh Sefa Media Utama, Semarang. Berjumlah 160 halaman dan ber-ISBN dari Perpustakaan Nasional.
Kehadiran buku tersebut telah menambah ragam khazanah literatur buku bahasa Aceh dalam katalog perpustakaan. Akhirnya, dengan adanya berbagai bahan bacaan terkait bahasa daerah Aceh menjadi sarana meminimalisasi punahnya bahasa daerah di Indonesia.
“Mari kita bergerak bersama menjaga bahasa indatu Aceh, bahasa pemersatu lingkup regional untuk investasi masa depan bangsa dan negara,” pungkas Juni Ahyar.[]