Home / Dunia / Figur

Sabtu, 3 Agustus 2024 - 00:58 WIB

Mengutip Ayat Al Quran, Ini Kata-kata Terakhir Ismail Haniyeh

Linkkamedia – Seolah-olah dia tahu waktunya telah tiba, kata-kata terakhir pemimpin Hamas Ismail Haniyeh kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Ali Khamenei sebelum dia dibunuh di Teheran adalah sebuah ayat Al Quran tentang kehidupan, kematian, keabadian, dan ketahanan.

“Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha Mengetahui segala tindakan… ‘Jika seorang pemimpin pergi, pemimpin yang lain akan muncul’,” kata Haniyeh dalam bahasa Arab. Beberapa jam kemudian ia terbunuh dalam serangan yang diduga dilakukan Israel di rumah tamunya.

Komentar tersebut, yang disiarkan di televisi saat Haniyeh berbicara kepada Khamenei, mencerminkan keyakinan Islamis yang dipegang teguh yang membentuk kehidupan dan pendekatannya terhadap konflik Palestina dengan Israel, yang terinspirasi oleh almarhum pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, yang mengumandangkan Perjuangan Suci (Jihad) melawan Israel pada tahun 1980-an.

Israel memenjarakan dan membunuh Yassin pada 2004, namun Hamas tumbuh menjadi kekuatan militer yang kuat.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters di Gaza pada 1994, Haniyeh, yang dimakamkan di Qatar pada Jumat, mengatakan bahwa Yassin telah mengajarkan bahwa warga Palestina hanya dapat memulihkan tanah air mereka yang terjajah melalui “tangan-tangan yang disucikan dari para pejuang dan perjuangan mereka.”

Tidak ada seorang Muslim pun yang boleh mati di tempat tidurnya selama “Palestina” masih terjajah, katanya mengutip perkataan Yassin.

Bagi para pendukung Palestina, Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya adalah pejuang pembebasan dari penjajahan Israel, yang menjaga agar perjuangan mereka tetap hidup ketika diplomasi internasional gagal.

Dia mengatakan bahwa dia belajar dari Syekh Yassin “kecintaan terhadap Islam dan pengorbanan untuk Islam ini dan tidak tunduk pada tiran dan lalim.”

Haniyeh menjadi wajah diplomasi internasional kelompok Palestina yang keras ketika perang berkecamuk di Gaza, di mana tiga putranya – Hazem, Amir, dan Mohammad – serta empat cucunya terbunuh dalam serangan udara Israel pada April. Sedikitnya 60 anggota keluarga besarnya juga terbunuh dalam perang Gaza.

“Darah anak-anak saya tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina… Semua syuhada Palestina adalah anak-anak saya,” katanya setelah kematian mereka.

“Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kami menciptakan harapan, kami menciptakan masa depan, kami menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat kami,” katanya. “Kami mengatakan kepada penjajah bahwa darah ini hanya akan membuat kami lebih teguh pada prinsip dan keterikatan kami pada tanah kami.”

SELANJUTNYA>>>

Share :

Baca Juga

Dunia

Rumah Baca Rangkang Pustaka Nisam Dapat Dukungan Pemerintah: Optimalkan Literasi di Aceh Utara melalui Rangkang Camp II 2024

Dunia

Israel-Hizbullah Saling Tembak Puluhan Roket, Sirene Darurat Meraung

Dunia

Markas Pasukan AS di Irak Diroket saat Iran Siap-siap Serang Israel

Dunia

Imam Masjid Al-Aqsa Ditangkap Israel Usai Pimpin Sholat Ghaib untuk Ismail Haniyeh

Dunia

Iran Tangkap Puluhan Orang yang Terlibat dalam Pembunuhan Ismail Haniyeh

Daerah

Syekh Abdurrauf As Singkili, Ulama Besar Aceh Lintas Zaman

Dunia

Ratusan Bank di India Lumpuh, Serangan Penipu Makin Ganas

Dunia

Kronologi Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas, Diserang Bom Jarak Jauh