- Kapolri Pastikan Kabag Ops Polres Solok Selatan Di Pecat dan di Proses Pidana - November 24, 2024
- Geram ASN Tak Netral, FAZAR Paslon Walikota Laporkan Oknum Pejabat ke Wamendagri - November 23, 2024
- Paslon Walikota FAZAR Hadirkan Tausiah UAS ke Lhokseumawe - November 15, 2024
Lhokseumawe – Demi masa depan generasi yang lebih baik, Kadisdik Aceh Utara Jamaluddin menyemangati para anak putus sekolah agar serius ikuti kursus menjahit yang digelar PKBM di Gampong Teupin Keubeu Kec. Matang Kuli, Kamis (19/9).
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin, S.Sos.,M.Pd ketika membuka kegiatan kursus menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cahaya Bangsa di Gampong Teupin Keubeu, Kecamatan Matangkuli, Rabu (18/9) siang lalu.
Jamaluddin mengatakan Setiap orang wajib memiliki satu keahlian (life skill). Hal ini sangat penting agar seseorang memiliki ketrampilan untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari. Life skill merupakan ketrampilan psikososial karena mencakup proses berpikir dan berperilaku.
“Selain wajib memiliki satu ketrampilan, setiap orang juga wajib memiliki integritas, memiliki ketrampilan jaringan (networking). Maka Insya Allah semua usaha yang kita jalani atau yang kita tekuni akan berjalan dengan sukses,” ujarnya.
Dijelaskannya setiap orang yang memiliki kecapakan hidup juga harus memiliki ketrampilan networking skil yang merupakan kemampuan seseorang untuk membangun, menjaga dan untuk memaksimalkan hubungan profesional.
“Dalam ketrampilan networking ini meliputi kecakapan dalam berkomunikasi. Apakah itu komunikasi personal maupun interpersonal. Memiliki kemampuan mendengar yang baik untuk mempertahankan dan menjalin hubungan baik dengan orang lain,” tuturnya.
Sehingga perlu disadari bahwa Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk ikut dalam kegiatan seperti ini. Maka dari itu, kepada anak-anak sekalian, manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Belajarlah dengan tekun hingga nanti kalian memiliki satu keahlian.
Jamaluddin menyebutkan program ini lahir berkat kerja keras dan kerja cerdas dari Kepala PKBM Cahaya Bangsa, Muhammad Nur. Ini merupakan Program Ketrampilan Kewirausahaan (PKW) dari Dirjen Vokasi di Kementerian Pendidikan.
“Pak M Nur atas nama PKBM Cahaya Bangsa menyampaikan usulan ke Dirjen Vokasi di Jakarta. Selanjutnya usulan itu diverifikasi. Setelah dinyatakan layak, baru Program Ketrampilan Kewirausahaan ini diberikan untuk dilaksanakan di PKBM Cahaya Bangsa,” paparnya.
Program Ketrampilan Kewirausahaan (PKW) ditujukan untuk anak usia produktif yang mengalami putus sekolah agar mereka memiliki ketrampilan kecakapan hidup (life skill) dengan harapan mereka nantinya dapat hidup mandiri.
“Program serupa juga ada di berbagai PKBM lainnya di Kabupaten Aceh Utara. Dan program yang dilaksanakan tergantung usulan dari kepala PKBM masing-masing. Di Dirjen Vokasi ada Program Kecakapan Kewirausahaan (PKW) dan ada juga Program Kecakapan Kerja (PKK),” ucapnya.
Untuk kegiatan kursus menjahit yang dilaksanakan oleh PKBM Cahaya Bangsa memiliki durasi 250 jam atau setara dengan 63 hari. Jamal berharap, setiap peserta memiliki output 100 persen dan outcome sebagai dampak positif yang dirasakan oleh seluruh peserta nantinya.
Ini program nasional yang dilaksanakan oleh PKBM Cahaya Bangsa di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara.
Setelah 63 hari program ini berjalan, sebut Jamal, pihaknya akan melihat hasilnya. Diharapkan ke 25 peserta memiliki kemampuan yang sama di bidang menjahit. Dan jika hasilnya bagus, maka ke depan, ke 25 peserta tersebut akan ditingkatkan kemampuan mereka di bidang digital marketing.
Jamaluddin menerangkan Digital marketing, merupakan kebutuhan wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki usaha di zaman modern ini, untuk mempromosikan setiap produk yang dihasilkan kepada masyarakat nasional dan internasional.
“Mimpi Saya Ingin Menjadikan Aceh Utara Seperti Bukit Tinggi Dan Tanah Abang,” tandasnya
Setelah memiliki produk tertentu dan memiliki keahlian di bidang digital marketing, maka Kabupaten Aceh Utara akan dikenal seperti dikenalnya Bukit Tinggi sebagai penghasil mukena. Atau akan dikenal seperti Tanah Abang dan Pasar Baru di Jakarta.
“Seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat melalui PKBM yang ada di Aceh Utara akan dipasarkan melalui dunia digital. Jika ini terwujud, maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pasti mampu menekan jumlah angka kemiskinan,” katanya.
Terakhir pada kesempatan itu, Jamaluddin kembali menegaskan agar ke 25 peserta kursus menjahit di PKBM Cahaya Bangsa dapat mengikuti program ini dengan sungguh-sungguh hingga ke 25 peserta memiliki ketrampilan yang dapat membanggakan keluarga dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Kepala PKBM Cahaya Bangsa, Muhammad Nur mengatakan, semua biaya pelatihan diberikan gratis termasuk seluruh kebutuhan yang diperlukan dalam pelatihan tersebut.
“Mulai dari tutor, mesin jahit, benang, kain dan berbagai kebutuhan lainnya menjadi tanggungjawab kami. Peserta cukup datang dan belajar dengan baik. Ruang belajar kita siapkan AC. Sedangkan yang di luar ruangan kita siapkan kipas angin. Intinya, semua peserta harus merasa nyaman selama program ini berjalan,” ujarnya.[]