- Menko Polkam: Indonesia dalam Darurat Narkoba, Tiga Strategi Besar Dicanangkan - Desember 5, 2024
- PT PIM Gelar Media Gathering: Sinergi dan Kolaborasi untuk Perkuat Kompetensi Jurnalis - Desember 5, 2024
- KIP Aceh Utara Tuntaskan Rekapitulasi Pilkada 2024 - Desember 3, 2024
Aceh Utara – Jadi seorang Geuchik Gampong Alue Keurinyai Kecamatan Banda Baro, Aceh Utara, tidak menyurutkan jiwa bertani bagi Rasyidin (49) yang bisa meraup ratusan juta rupiah dari hasil mengembangkan budidaya melon di tanah seluas empat hectare.
Area persawahan di Alue Keurinyai mayoritas merupakan lahan tadah hujan atau kritis yang tidak memiliki sistem irigasi atau waduk penyimpan air. Para petani selama ini hanya mengandalkan hujan untuk menggarap lahan mereka.
Kata Rasyidin, Minggu (21/4/2024) bahwa dari puluhan hektar lahan persawahan kritis, mereka telah berhasil memanfaatkan empat hektar untuk budidaya tanaman melon, semangka, dan cabai. Hasilnya sungguh memuaskan, dengan mencapai empat kali panen dalam satu tahun.
Untuk menanam melon, tentu dibutuhkan pasokan air. Meskipun demikian, kebutuhan air untuk melon jauh lebih sedikit dibandingkan dengan padi. Untuk mengatasi hal ini, mereka telah membuat enam sumur bor bantuan dari Dinas Pertanian Aceh Utara.
“Meskipun demikian, untuk memenuhi kebutuhan air yang optimal, para petani di Alue Keurinyai masih membutuhkan tambahan 15 sumur bor,” kata Rasyidin.
Rasyidin mengatakan budidaya melon berada langsung dibawah Kelompok Beusarena, yang beranggotakan 20 orang. Sementara modal yang dibutuhkan untuk budidaya melon mencapai jutaan rupiah.
“Untuk menanam satu rante saja, kami membutuhkan modal dua juta rupiah, harga ini sudah termasuk bibit, pupuk, obat-obatan dan perawatan lainnya,” katanya.
Dia menyebutkan dalam satu rante, mereka dapat menanam 500 batang melon dengan hasil setiap batang rata-rata 2,5 kilogram buah. Sementara harga jual Rp 5.000/Kg-Rp 10.000/Kg, tergantung jenis melon. Adapun jenis melon yang dibudidaya yakni melon Alina dan Alisha.
“Setiap kali panen melon para agen langsung datang beli dan panen di lahan dan selalu dilakukan pada malam hari, hasil melon kami umumnya didistribusikan ke luar Aceh seperti Medan hingga Batam,” katanya.
Rasyidin menyebutkan, dalam budidaya melon ini, pihaknya juga mendapat binaan langsung, baik dari Dinas Pertanian Aceh, Dinas Pertanian Aceh Utara, camat Banda Baro, dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Banda Baro.
“Jika dilihat dari pembukuan keuangan per tahun dari empat kali panen melon sudah ada sekitar ratusan juta didapatkan dari budidaya melon ini. Tentu ini angka yang sangat membahagiakan kami dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.[]