- Debat Pilkada di Pidie Jaya, Antropolog Unimal Jadi Panelis - November 16, 2024
- UKM SRR Unimal Raih Penghargaan Terbaik 3 di Abdidaya Ormawa 2024 - November 11, 2024
- Komunitas Kejar Mimpi Lhokseumawe Gelar Road to #HealthyDreamMovement, Bahas Isu Kesehatan - September 21, 2024
Bener Meriah – Riset terbaru yang dilakukan oleh Dr Mursyidin bersama kolega dari Universitas Malikussaleh (Dr Ainol Mardhiah, Dr Nur Hafni) dan Universitas Teuku Umar (Dedy Darmansyah MSi, Riki Yulianda) serta dua orang mahasiswa, tentang Keadilan Gender dalam Kelompok Wanita Tani di Industri Kopi Kabupaten Bener Meriah telah menemukan bahwa keadilan gender lebih terbuka dalam sistem pengelolaan kopi.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa peran perempuan dalam industri kopi semakin diakui dan diberdayakan, baik dalam aspek manajemen, budidaya, hingga pemasaran.
Menurut Dr Mursyidin, keterlibatan perempuan dalam pengelolaan kopi di Bener Meriah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Perempuan tidak lagi hanya bekerja sebagai buruh tani, tetapi mereka juga terlibat dalam proses pengambilan keputusan, baik di tingkat keluarga maupun komunitas pertanian,” ujarnya melalui rilis, Minggu (16/9/2024).
Penelitian mengenai keadilan gender dalam industri kopi mengungkapkan perkembangan signifikan Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai wadah bagi perempuan untuk berperan aktif dalam sektor pengelolaan kopi.
“Meskipun telah banyak terbentuk KWT yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, implementasi di lapangan menunjukkan adanya tantangan yang perlu diperhatikan,” sebutnya.
“Salah satu temuan Utama adalah adanya keterlibatan laki-laki di luar struktur organisasi KWT, yang seringkali masih memainkan peran penting dalam operasi sehari-hari. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keseimbangan peran gender dan potensi dampaknya terhadap fungsi dan administrasi legal KWT,” jelasnya.
Tambah Mursyidin, penting untuk menyoroti bahwa keragaman gender dalam sebuah kelompok dapat mendorong munculnya beragam pemikiran dan sudut pandang, yang pada gilirannya dapat mempercepat perkembangan kelompok tersebut.
“Integrasi peran laki-laki di luar struktur KWT perlu dibahas lebih rinci. Penelitian ini menekankan perlunya pendekatan yang adil dan terstruktur agar tidak mengurangi fungsi inti dan kepatuhan administrasi kelompok wanita tani,” lanjutnya.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kesadaran akan pentingnya keadilan gender di sektor pertanian kopi telah mulai tumbuh di kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pelatihan dan program pemberdayaan yang ditujukan khusus untuk perempuan petani kopi.
“Dengan keterlibatan perempuan dalam pengelolaan kopi, kualitas produk kopi juga semakin meningkat, dan ini berpengaruh pada kesejahteraan ekonomi keluarga,” tambah Mursyidin.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk pengambilan kebijakan yang lebih mendukung kesetaraan gender, khususnya di sektor pertanian dan pengelolaan kopi.
“Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk memastikan bahwa perempuan terus diberdayakan dan dilibatkan dalam setiap aspek industri kopi,” tutup Mursyidin.
Penelitian tersebut didanai oleh Direktorat Penelitian, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Ristekdikti tahun 2024. []