- Polres Aceh Utara Tangkap Pelaku Penjual Kulit Harimau dan Beruang Madu - Desember 7, 2024
- Prabowo Sumbang Lahan Pribadi 20 Ribu Hektare untuk Konservasi Gajah di Aceh - Desember 3, 2024
- Kejari Aceh Tamiang tetapkan tiga tersangka korupsi pengaspalan jalan - November 30, 2024
LHOKSUKON – Kapolres Aceh Utara, AKBP Nanang Indra Bakti, S.H., S.I.K., meninjau langsung lokasi banjir yang merendam sejumlah desa di Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, pada Selasa (8/10/2024).
Dalam kunjungannya, Kapolres turut meninjau kondisi Mapolsek Matangkuli serta Asrama Polri yang ikut terendam air dengan ketinggian mencapai 30 cm.
Dalam kunjungan tersebut, Kapolres AKBP Nanang Indra Bakti, S.H., S.I.K. memastikan kondisi masyarakat terdampak dan mengevaluasi sejauh mana dampak banjir terhadap infrastruktur kepolisian dan pelayanan publik.
“Peninjauan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk merumuskan tindakan preventif dan solutif yang dapat diambil oleh Kepolisian dalam mendukung penanganan bencana,” ujar Kapolres Aceh Utara melalui Kasi Humas Iptu Bambang.
Menurut data yang dihimpun pihak Kepolisian, banjir kali ini telah merendam setidaknya 19 desa di wilayah Kecamatan Matangkuli. Sebanyak 709 rumah warga terendam, dan 7 desa di antaranya berada dalam status terisolir. Desa-desa yang terdampak isolasi tersebut meliputi Gampong Tanjong Haji Muda, Lawang, Siren, Meunye Pirak, Pante Pirak, Alue Thoe, dan Gampong Tumpok Barat.
Selain menggenangi rumah warga, banjir ini juga merendam sekitar 370 hektar sawah yang tengah dalam masa tanam. Warga masyarakat sejauh ini masih bertahan di rumah masing-masing, meskipun kondisi air belum surut.
Banjir juga mengganggu sejumlah fasilitas publik, seperti Mapolsek Matangkuli, Kantor Camat, Koramil, Puskesmas, serta beberapa fasilitas pendidikan di desa-desa yang terdampak.
Sejumlah ruas jalan penghubung antar gampong pun tidak bisa lagi dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Untuk aktivitas sehari-hari, warga terpaksa menggunakan sampan tradisional sebagai transportasi alternatif, sementara jalan lain digunakan sebagai rute darurat.